Bahas Peluang Lulusan Prodi Tasawuf dan Psikoterapi, UMC Gelar Stadium General

Bahas Peluang Lulusan Prodi Tasawuf dan Psikoterapi, UMC Gelar Stadium General
Dekan FAI UMC, Dr. Aip Syarifudin, M.PdI (dok: istimewa)

UMCPRESS.ID - Masyarakat secara luas hampir tidak mengetahui bahwa saat ini ada Perguruan Tinggi (PT) yang memiliki program studi yang mampu memberikan pelayanan yang berkaitan dengan gangguan fisik dan atau jiwa/mental/spiritual yang bersifat sementara (temporer) atau permanen,dengan menggunakan metode terapiutik.

Untuk itu, Prodi Tasawuf dan Psikoterap (TP) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Cirebon (FAI-UMC)  menggelar Stadium General atau Kuliah Umum dengan tajuk "Peluang dan Tantangan Jurusan Tasawuf dan Psikoterapi", Senin (20/06/2022).

Kuliah Umum ini diisi oleh keynote speaker yaitu Dr. Wijaya. M.Si., Ph.D (Ketua Umum Konsorsium Tasawuf dan Psikoterapi Indonesia).

Dekan FAI UMC, Dr. Aip Syarifudin, M.PdI dalam sambutannya menyampaikan bahwa Prodi  TP baru ada di 17 PT Se-Indonesia. Artinya ini peluang karena masih sangat dibutuhkan. 

Prodi TP sangat dibutuhkan di era disrupsi yang serba digital, dimanana perkembangan iptek menyebabkan arus pedoman hidup menjadi berubah.

Era revolusi industri  membuat persaingan hidup makin ketat, lapangan kerja makin kompetitif, institusi pendidkan tinggi dituntut untuk menyiapkan SDM berkualitas dan profesional.

Untuk menjawab era digital tersebut,  Prodi TP FAI UMC telah melakukan langkah strategis dan antisipatif dengan mengembangkan sayap kerja sama dengan pihak luar yakni Rumah Sakit pemerintah/swasta, BNN dan lembaga pendidikan.

Ikhtiar kampus, kata Aip, bertujuan untuk mewujudkan cita-cia setiap mahasiswa Prodi TP UMC.

Berbicara peluang lulusan Prodi TP, kata Aip, mahasiswa patut berbangga karena berpeluang menjadi orang hebat dimasa akan datang.

Seperti motivator Pengembangan Sumber Daya Manusia yang memiliki kualifikasi akademis dan keahlian dalam memberikan motivasi peningkatan dan pengembangan diri secara individual maupun kolektif, baik di dunia industri, kesehatan, pendidikan, pemerintahan, maupun masyarakat.

Bisa juga menjadi enterpreneur, yakni wirausaha yang memiliki kualifikasi akademis dan keahlian dalam bidang pengembangan usaha pengobatan alternatif.

Guru Ilmu Aqidah Akhlak, yakni tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi akademis dan keahlian dalam memberikan pendidikan dan pengajaran di bidang ilmu aqidah akhlak.

Konselor Sekolah, yakni tenaga konseling di sekolah yang memiliki kualifikasi akademis dan keahlian dalam memberikan bimbingan dan konseling terhadap peserta didik di sekolah agar dapat mencapai perkembangan yang optimal.

" Insha Allah, mari bergandeng tangan, kami bentangkan karpet merah kepada siapapun yang masuk di prodi TP UMC untuk mengukir prestasi," terang Aip kepada mahasiswa TP UMC.  

Sementara itu, Warek 1 UMC, Nana Trisovelna MT mengapresiasi Stadium General yang diinisiasi oleh Prodi TP UMC. 

Dikatakan Nana, peserta didik(alumni) diharapkan memiliki integrasi ke ilmuan alamiah,ilmiah dan illahiah. Selain itu,  bakal lahir sarjana ilmu-ilmu tasawuf dan psikoterapi yang profesional dan berakhlak mulia, menghasilkan riset tasawuf dan psikoterapi yang kontributif bagi penyelesaian masalah kemanusiaan dan kebangsaan.

Tidak hanya itu, mereka juga menghasilkan karya pengabdian yang bermanfaat untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis religius, sehat jasmani dan rohani serta mewujudkan internalisasi nilai-nilai kearifan lokal dalam Tridharma Perguruan Tinggi. 

Nana juga menegaskan bahwa UMC berkomitmen dengan konsorsium untuk bersama sama mengembangkan prodi TP sebagai salah satu Prodi yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Sebagai keynote speaker, Dr. Wijaya. M.Si., Ph.D (Ketua Umum Konsorsium Tasawuf dan Psikoterapi Indonesia) juga menjelaskan bahwa Prodi TP Tidak hanya mempelajari ilmu pengetahuan agama islam (akhlak tasawuf) tetapi juga memahami ilmu psikologi , dan lulusannya dipersiapkan memiliki skill di bidang terapi mental.

Prodi TP diselenggarakan dengan menggunakan pendekatan saintifik-kritis, dan berbagai metode yang mengkombinasikan antara studi teoritis, riset, dan praktis. Program riset yang dikembangkan pada Prodi ini menjangkau mulai dari isu-isu Tasawuf dan Psikoterapi normatif hingga praktik Tasawuf dan Psikoterapi dalam kehidupan sehari-hari dengan semangat berhidmah untuk kemanusiaan.

Pada kesempatan itu, Kaprodi Tasawuf dan Psikoterapi Dr. H. Adang Dharmawan Achmad, M.PdI  juga ikut memaparkan pandangannya soal tantangan dan peluang Prodi TP.

Adang menjelaskan, era globalisasi saat ini membutuhkan banyak sarjana yang memahami tentang psikologi berbasis keislaman. Bahkan permintaan tenaga psikoterapi selalu diminati.

Dia  menilai,  fenomena sosial masyarakat yang kini hidup di era modern, dengan perubahan sosial yang cepat dan komunikasi tanpa batas, dimana kehidupan cenderung berorientasi pada materirialistik, skolaristik, dan rasionalistik dengan kemajuan IPTEK di segala bidang.

Kondisi ini ternyata tidak selamanya memberikan kenyamanan, tetapi justru melahirkan abad kecemasan (the age of anxienty). 

Kemajuan ilmu dan teknologi hasil karya cipta manusia yang memberikan segala fasilitas kemudahan, ternyata juga memberikan dampak berbagai problema psikologis bagi manusia itu sendiri.

Guna menyibak berbagai dinamika yang ada, Prodi TP UMC hadir menjadi problem solver.