Memandu Siswa Pendidikan Dasar Lebih Mandiri Untuk Efektivitas PJJ
Memandu Siswa Pendidikan Dasar Lebih Mandiri Untuk Efektivitas PJJ
UMCPRESS.ID - Dalam teori perkembangan kognitif Piaget dijelaskan bahwa anak Sekolah Dasar (SD) berada pada tahap Operasional konkret, pada rentang usia 7-13 tahun.
Piaget menjelaskan dalam perkembangan intelektual, terdapat 3 hal penting yang perlu diperhatikan oleh guru sebagai tujuan pembelajaran itu sendiri, yaitu:
- Struktur, adalah keterkaitan antara tindakan fisik, mental, dan perkembangan logis siswa dalam proses belajarnya.
- Isi, merupakan pola perilaku siswa yang direfleksikan melalui respon terhadap berbagai masalah atau situasi yang mereka hadapi dalam kegiatan belajar.
- Fungsi, adalah cara yang umumnya dimiliki setiap individu untuk membuat kemajuan intelektual.
Donna Wilson dan Marcus Conyers (2018) dalam tulisannya, mereka memperkirakan siswa di Amerika Serikat menghabiskan hampir 20.000 jam di dalam kelas untuk menerima materi. Namun dinyatakan pula, sebagian besar dari mereka dalam waktu singkat lupa pada materi yang didapatkan di dalam kelas.
Untuk itu, guru-guru harus menciptakan dan menawarkan wawasan yang menarik, sehingga hasil belajar menjadi lebih bermakna dan dapat meningkatkan motivasi kemandirian siswa.
Bagaimana cara menciptakan budaya belajar mandiri bagi siswa? Mari kita simak ulasan berikut
Menginspirasi siswa untuk memiliki motivasi belajar yang tinggi
Motivasi belajar bagi siswa adalah salah satu faktor yang menentukan keberhasilan belajar. Guru dapat memanfaatkan kedekatan personal dengan siswa agar lebih mudah memberi motivasi. Hubungan emosional yang kuat antara guru dan siswa menjadi salah satu pijakan positif, apalagi bila diperkuat dengan pembelajaran yang menginspirasi bagi siswa.
Dengan cara mengajar yang tulus dan mengedepankan masukan dari siswa, seperti mengizinkan siswa mengkritisi kegiatan pembelajaran di akhir sesi, dan lain-lain. Guru dapat menyisipkan penguatan motivasi belajar di setiap akhir pembelajaran, dengan tujuan menumbuhkan kemandirian belajar dalam diri siswa.
Melatih siswa menetapkan tujuan dan mengembangkan rencana belajar
Tidak hanya harus pandai menetukan tujuan pembelajaran, guru juga disarankan mampu mengajari siswa menentukan tujuan belajar mereka sendiri di setiap kegiatan. Apakah tujuannya? Tujuannya adalah mendidik siswa untuk membangun kesadaran yang tinggi terhadap apa yang harus mereka capai atau dapatkan di akhir pembelajaran.
Melatih kecakapan semacam ini pun akan membuat siswa memiliki motivasi belajar yang terukur, dengan kebiasaan ini siswa secara tidak langsung akan mendapatkan motivasi belajar yang tinggi sehingga kemandirian belajarnya akan terbentuk secara natural.
Dukung siswa agar memiliki komitmen pada diri sendiri untuk berusaha mencapai tujuan belajar yang telah mereka susun. Tidak lupa guru juga harus membantu siswa melakukan pencapaian target tujuan tersebut.
Mengajari siswa menilai diri sendiri
Kemampuan menilai diri sendiri adalah kemampuan personal yang akan dilatih pada siswa agar memiliki kemandirian belajar. Kesadaran ini harus diajarkan agar siswa memiliki kemampuan mengatasi tantangan belajar yang kompleks.
Strategi belajar seperti ini memberi kesempatan bagi siswa untuk merefleksi hasil belajar mereka sendiri. Misalnya target nilai dalam sebuah mata pelajaran, kemudian di akhir kelas siswa diminta menuliskan apa saja hal yang belum dapat Ia capai, dan kendala atau hal-hal yang perlu ditingkatkan ke depan. Bagi orang dewasa ini sangat sederhana, tetapi bagi siswa ini dapat berdampak sangat signifikan.
Kekuatan dari pemberian motivasi belajar bagi siswa adalah penguatan (reinforcement) yang dilakukan oleh lingkungan siswa.
Di sekolah lingkungan belajar mereka adalah guru dan teman-teman, di rumah lingkungan belajar siswa adalah keluarga. Maka proses pemberian penguatan belajar, harus diberikan oleh guru, sesame teman dan orang tua siswa. Proses tersebut dapat disampaikan secara terbuka oleh guru kepada siswa dan orang tua.
Kaitan pembelajaran mandiri yang kita bahas saat ini nyatanya sangat mendukung keberhasilan belajar siswa di era Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Pandemi Covid-19 merubah seluruh pola pembelajaran yang harus dilakukan oleh siswa dan orang tua selama kebijakan PJJ diterapkan. Laura Lee (2020) menjelaskan, para orang tua di seluruh dunia selama masa pandemic ini harus berusaha keras menjalani peran sebagai guru pengganti di rumha. Berikut tips yang dapat diberikan oleh guru kepada orang tua siswa untuk membangun motivasi siswa (dalam masa PJJ) agar membentuk kemandirian belajar bagi siswa:
- Membangun ruang pembelajaran di rumah yang fleksibel. Meskipun fleksibel namun orang tua harus tetap menerapkan aturan baku yang disepakati bersama.
- Membiasakan memulai kegiatan belajar setiap pagi. Mulailah kegiatan belajar dengan kedisipinan di setiap pagi, karena pagi adalah waktu yang sangat bagus bagi siswa memulai aktivitas positifnya untuk belajar. Secara psikologi juga dikatakan bahwa waktu belajar yang paling tepat bagi anak ada di rentang waktu pagi hari.
- Berikan kesempatan “jeda berfikir”. Dalam praktek PJJ diperoleh data bahwa bagi orang tua dan siswa, jadwal pelajaran yang padat dengan tugas yang banyak sangatlah menguras tenaga dan menjemukan. Maka dalam kondisi tertentu, jika diperlukan siswa berhak memperoleh waktu istirahat sebagai area “jead berfikir” sebelum melanjutkan tugas belajar lainnya.
- Menemukan pola yang efektif. Setiap orang tua menghadapi stress yang sama begitu kebijakan PJJ diterapkan, hal tersebut dapat dimaklumi karena tidak semua orang tua memiliki dasar pendidikan sebagai seorang guru atau pendidik. Maka dalam pelaksanaan PJJ di rumah, orang tua dan siswa harus menemukan pola yang efektif dalam jam-jam belajar, pola mengerjakan tugas, dan pola lainnya.
- Mengganti pemahaman pembelajaran yang salah. Mungkin sebagain besar orang tua memahami bahwa pembeajaran bagi siswa adalah agar siswa memiliki banyak pengetahuan, dan menjadi ahli di semua bidang agar mendapat “nilai” terbaik di setiap mata pelajaran. Namun kenyataannya, keberhasilan pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran bermakna. Bermakna ialah siswa mampu mengambil informasi dan kemudian siswa mampu membangun makna pembelajarnnya sendiri.
- Mendorong siswa untuk produktif. Mendorong disini memiliki makna, bahwa orang tua harus mampu memotivasi anak agar produktif mengerjakan semua tugas-tugas yang sulit dan memuji ketekunan mereka. Pujian ini sangat berharga agar siswa dapat mempertahankan pencapaian positif yang telah ia capai.
- Memberi semangat dan mengaplikasikan. Ini adalah langkah akhir penguatan yang biasanya menjadi tugas guru, dan selama pelaksanaan PJJ maka tugas ini beralih menjadi tugas para orang tua.
Terakhir, di tengah kesibukan PJJ jangan kupakan hak anak untuk bermain. Memberikan waktu bermain yang cukup bagi anak dapat memberikan refleks yang bagus bagi otak siswa.