Mahasiswa PPG UMC Prajab Gelombang 1 dan 2 Penuh Antusias Ikuti Diklat Wawasan Kebangsaan serta Bela Negara 2023

Mahasiswa PPG UMC Prajab Gelombang 1 dan  2 Penuh Antusias Ikuti Diklat Wawasan Kebangsaan serta Bela Negara 2023

UMCPRESS.ID - Di bawah langit Cirebon yang cerah, semangat nasionalisme kian membara di Program Pendidikan Profesi Guru Universitas Muhammadiyah Cirebon (PPG-UMC) yang menyelenggarakan "Diklat Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara".

Semangat nasionalisme pun tampak dari 127 Mahasiswa yang terdiri dari: Mahasiswa PPG PGSD Prajabatan Gelombang 1 2022 (52 Orang) dan Mahasiswa PPG PGSD Prajab Gelombang 2 2022 (75 Orang) di Kampus 2 FKIP UMC, Sabtu-Minggu (18-19/6/ 2023). 

Cahaya pejuang terpancar dari peserta yang tidak hanya diikuti oleh Mahasiswa tapi juga Dosen PPG.

Dalam sambutannya, Rektor UMC, Arif Nurudin.,M.T menyampaikan terima kasih kepada Dandim 0620 yang telah bersedia bekerja sama dengan PPG UMC. 

“UMC menempatkan semangat nasionalisme yang tercermin melalui beragam kegiatan intrakurikuler, dan ekstrakurikuler,” jelas Arif.

Menurut Arif, dengan mengikuti kegiatan Diklat Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara, diharapkan mahasiswa dapat bangga dengan Muhammadiyah. 

Kedepannya, mahasiswa dapat berinteraksi dan berorganisasi dengan sikap Muhammadiyah yang cinta tanah air dan agama.

"Wawasan kebangsaan merupakan cara pandang politik yang menempatkan 4 pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI. Sedangkan bela negara, merukapan tekad, sikap, perilaku dan tindakan personal atau kolektif dalam menjaga keamanan, kesatuan, keutuhan, dan kedaulatan bangsa," ujar Arif. 

Selanjutnya, Dekan FKIP UMC, Dr. Dewi Nurdiyanti, M.Pd diwakili oleh Norma Bastian, M.Pd selaku Wakil Dekan FKIP berpandangan bahwa mahasiswa wajib mengikuti kegiatan diklat wawasan kebangsaan dan bela negara karena berimbas positif bagi anak didik nantinya dan para guru profesional sehingga dapat mendidik siswa siswi untuk cinta tanah air.

Sementara itu, Kaprodi PPG UMC, Dr. Nurkholis, M.Pd menjelaskan bahwa bahwa generasi muda harus memiliki sikap patriotik dalam membela negara Indonesia, berlandaskan tiga dasar pemikiran yakni, Cyber War sebagai salah satu ancaman yang bersifat Multidimensional, Ancaman Pandemi Covid-19 dan imbasnya pada dunia pendidikan serta Kesadaran dalam mentaati hukum yang merupakan salah satu Fondasi dari Konsepsi Bela Negara.

Nurkholis yang juga Direktur Tata Hati, menelaah dari amatan hati yang lebih kepada istilah cinta dan kebangsaan yang tidak bisa dipisahkan.

Ibarat kopi dan gula tidak akan serasi untuk menghasilkan kopi yang manis jika keduanya tidak saling beriringan.

Dari perspektif cinta, juga dikaitkan dengan keteladanan dari seorang guru, cintanya guru kepada kemajuan bangsa yang tidak bisa dikalkulasikan dengan materi apapun. Tugas seorang guru profesional adalah memastikan cinta itu terpatri dalam setiap hati dan jiwa anak. 

Keteladanan guru kepada peserta didik sangat penting dalam upaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan kepada generasi penerus.

Guru adalah sosok penting yang diandalkan untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena guru adalah orang pertama yang secara formal memperkenalkan nilai-nilai kebangsaan kepada peserta didik.

Memberi keteladanan, tegas Nurkholis, adalah tugas mulia para guru kepada anak bangsa melalui transfer nilai-nilai kebangsaan dalam relung hati para peserta didik.

Manusia sebagai makhluk sosial, tutur Nurkholis, memerlukan ruang hidup yang konkret dan pergaulan hidup dalam realitas kebhinekaan bangsa.

Nasionalisme dalam pengertian kesadaran akan identitas nasional pada kenyataannya merupakan roh atau jiwa kehidupan suatu bangsa.

Dalam konteks Indonesia, Pancasila tidak sebatas ideologi yang menyatukan atau filosofi kehidupan berbangsa, tetapi lebih dari itu merupaka “cara hidup” sebagai manusia Indonesia.

Terakhir, Perwakilan Dandim 0620, Nurbiantoro, MM menerangkan bahwa wawasan kebhinekaan merupakan pembekalan kepada mahasiswa di luar dari konteks akademik yang sangat baik. Kegiatan ini dapat menjadikan suatu warna dalam berkebangsaan dan cinta tanah air. 

Nurbiantoro bangga terhadap rektor UMC karena tidak semua orang yang memiliki tanggungjawab moral baik pribadi maupun institusi yang mempunyai pemikiran cinta tanah air dan bela negara kedepan.

Untuk diketahui, para peserta begitu khidmat mengikuti setiap pemaparan pemateri. Tanya jawab mewarnai diklat kebangsaan. Nuansa nasionalisme begitu terasa saat berada di tengah diklat mahasiswa PPG UMC.

Adapun pemateri Diklat Wawasan Kebangsaan PPG UMC adalah 1. R. Nurbiantoro, MM, 2. Suharyoto, SH, dan 3. Dr. Arief Hidayat Affendi, M.Ag