UMC Gelar IHT AIK Sebagai Ruh Akademik PTMA
UMCPRESS.ID - Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (LPP AIK) Universitas Muhammadiyah Cirebon menggelar In House Traning (IHT) untuk dosen Agama dan Al-Islam Kemuhammadiyahan pada Selasa (29/10/2024).
Warek 1 UMC, Nana Trisovelna MT mengatakan IHT ini menjadi langkah strategis untuk implementasi AIK harus diterapkan secara utuh dilingkungan kampus dengan merasuki seluruh sendi kehidupan UMC. Disinilah pembeda dan kelebihan Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan baik secara ideologis, filsafat dan akademis.
Nana menuturkan, LPP-AIK juga menjadi manifestasi atas keseriusan dan ikhtiar PTM/A (Perguruan Tinggi Muhammadiyah/Aisyiyah) dalam menjaga dan mengembangkan Ideologi Muhammadiyah di UMC. Melalui Langkah-langkah strategis dalam membangun Islamic Worldview berkemajuan serta mendorong penerapan nilai-nilai Al-Islam Kemuhammadiyahan dari seluruh civitas UMC agar tercipta atmosfir Islam berkemajuan.
"Aplikasi AIK dimulai dari masing-masing bidang studi yang diampu. Dosen harus mampu menggabungkan ilmu pengetahuan dengan agama dan menganalogikannya menjadi contoh-contoh nyata. Hal ini akan membuat materi AIK mudah dipahami dan berapa luar biasanya Islam dalam kehidupannya," ujar Nana.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Rektor II UMC, Dr. Badawi juga membahas isu-isu penelitian di Al-Islam Kemuhammadiyahan pun sangat beragam. Beberapa di antaranya meliputi interaksi sosial antaranggota komunitas, pengaruh budaya lokal terhadap praktik keagamaan, serta dinamika kepemimpinan dalam organisasi. Penelitian etnografi dapat menggali bagaimana nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah diinternalisasi dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana hal tersebut berpengaruh pada pembentukan identitas.
Salah satu aspek menarik dalam penelitian adalah etnografi di Al-Islam Kemuhammadiyahan yang memiliki pengaruh budaya lokal terhadap praktik keagamaan. Etnografi dapat mengungkap bagaimana tradisi dan kebiasaan masyarakat setempat berinteraksi dengan ajaran Islam.
Lebih lanjut, Warek III UMC, Dr. Wiwi Hartati pun mengapresiasi kegiatan IHT AIK dapat menguatkan materi pembelajaran akademik dengan nilai-nilai karakter yang ingin ditanamkan. Misalnya, ketika mahasiswa belajar tentang etika dalam profesi, mereka juga diajarkan tentang pentingnya integritas dan tanggung jawab. Hal ini menciptakan sinergi antara ilmu pengetahuan dan pembentukan karakter, sehingga mahasiswa tidak hanya menjadi ahli di bidangnya, tetapi juga memiliki moralitas yang tinggi.
Sementara itu, Ketua LPP AIK UMC, Dr. H. muchlish M.Pd.I mengatakan, sudah sepatutnya Lembaga Pendidikan Muhammadiyah Memiliki strategi dalam menginternalisasikan nilai-nilai AIK kedalam keperibadian maupun lembaga sebagai keberlangsungan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam.
Banyaknya pernyataan bahwa pendidikan nilai dibangun pada saat anak anak sehingga membutuhkan orang dewasa sebagai fasilitatornya. disadari atau tidak pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa jenjang pendidikan tinggi tidak lagi memberi formasi pendidikan nilai sebagai pendukung dalam membangun kultur yang religious.
Dalam konteks pendidikan tinggi, muchlish memandang pendidikan nilai sebagai pembentukan karakter bangsa, maka hal tersebut selaras dengan kondisi tenaga pendidikan di perguruan tinggi yang memiliki tugas mengtransformasikan serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan melalui tri dharma perguruan tinggi.
Selain itu, tenaga pendidik di perguruan tinggi juga sebagai pengajar, pendidik, pelatih sehingga dapat mengembangakan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik mahasiswa.
Kemudian, Ketua Pelaksana IHT, Dr. Arief Hidayat,M.Ag mengatakan tindak lanjut dari IHT dosen AIK bisa mengejawantahkan power strategi yang merupakan salah satu dari beberapa strategi dalam melakukan Internalisasi nilai-nilai AIK yang dibangun di lingkungan UMC. Pada strategi ini dosen memiliki peran yang sangat strategis melakukan pengembangan.
Terakhir, Arief kembali menegaskan bahwa kegiatan internalisasi nilai di lingkungan pendidikan membutuhkan proses yang cukup lama secara kontinu sebagai langkah dalam membentuk kebiasaan-kebiasaan positif sehingga dalam strategi pembiasaan ini menjadi sebuah metode yang efektif dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai rutinitas yang baik hingga munculah kesadaran dalam diri secara mendalam betapa pentingnya menjalankan nilai-nilai Islami.