Ketum PP Muhammadiyah Sebut Masa Depan Negeri Ada di Pemuda 

Ketum PP Muhammadiyah Sebut Masa Depan Negeri Ada di Pemuda 
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir (Dok: PP Muhammadiyah)

UMCPRESS.ID- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Prof. Haedar Nashir berharap pemuda Indonesia mampu memaknai Sumpah Pemuda dengan menjadi pelopor yang merekatkan persatuan nasional di tengah keberagaman. 

Bagaimanapun, masa depan negeri ini ada di tangan pemuda. Apalagi  Indonesia tengah menghadapi bergam dinamika yang harus dihadapi bersama.

"Persatuan adalah harga termahal dari sebuah masa depan dan eksistensi bangsa," kata Haedar melalui keterangan tertulis yang diterima umcpress.id, Rabu (27/10/2021).

Bangsa-bangsa besar, menurut dia, akan hancur ketika pecah. Sebaliknya, bangsa akan menjadi maju karena bersatu.

"Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia ketika kaum muda Indonesia dengan semangat progresif, dan integritas keindonesiaan yang luar biasa telah hadir menjadi kekuatan perekat yang mendeklarasikan satu Indonesia," kata dia.

Dengan semangat untuk satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air, lanjut dia, Sumpah Pemuda memiliki dampak yang luar biasa besar, sehingga mampu merekatkan persatuan nasional. Rasa kesatuan rakyat Indonesia, menurut dia, berpengaruh terhadap perebutan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah.

Dia meminta Sumpah Pemuda yang merupakan bagian dari sejarah harus tetap dijaga, terutama bagi generasi milenial. Ongkos mempersatukan bangsa Indonesia, kata dia, tidak murah karena harus dibayar dengan darah dan nyawa pejuang kemerdekaan, sehingga jangan sampai disia-siakan.

Ketum PP Muhammadiyah kembali menegaskan, pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang yang beragam harus menjadi kekuatan yang mempersatukan. Sehingga benih-benih perpecahan tidak sampai tumbuh meluas dan membuat rakyat makin terpolarisasi.

"Kebangkitan dan bertumbuh menjadi bangsa yang maju dan jaya kuncinya ada di pemuda. Maka, pemuda Indonesia harus menjadi kekuatan yang produktif, cerdas, menguasai iptek, dan menjadi kekuatan yang membangun hubungan sesama bahkan melintas batas," kata Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.